
Lead
Banjir menjadi musibah rutin yang menyerang warga Rawajati, khususnya di Kawasan RT 4 RW 7 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Sejak tahun 2002, air Sungai Ciliwung yang meluap telah merenggut ketenangan mereka. Warga, termasuk Ida (50), yang sudah lebih dari dua dekade mengalami bencana ini, mengaku pasrah dan tidak lagi kaget.
Latar Belakang
Rawajati dikenal sebagai kawasan rawan banjir, terutama saat curah hujan tinggi atau sungai Ciliwung meluap. Warga setempat, seperti Ida, sudah terbiasa dengan kondisi ini. “Awal-awal kaget, sekarang nggak, karena udah biasa, udah banyak belajar,” katanya kepada wartawan, Senin (7/7/2025).
Fakta Penting
Ida, yang tinggal di Rawajati sejak muda, menceritakan bagaimana warga belajar untuk menyesuaikan diri dengan banjir. Mereka menyusun barang berharga di tempat tinggi dan mengandalkan pengalaman generasi sebelumnya. Namun, Ida juga menambahkan bahwa prediksi banjir saat ini menjadi lebih sulit.
Dampak
Kondisi ini tidak hanya merusak properti tetapi juga mengganggu kehidupan sehari-hari. Warga harus rela merelokasi sementara dan menghadapi risiko penyakit akibat air keruh. Meski demikian, mereka tetap bersikap pasrah, menerima banjir sebagai bagian dari kehidupan.
Penutup
Banjir di Rawajati menjadi cerminan dari ketidakmampuan sistem drainase kota Jakarta dalam menangani bencana alam. Pertanyaan yang muncul: kapan kawasan ini akan terbebas dari musibah ini? Atau apakah generasi berikutnya juga harus menerima nasib serupa?