
Mungkin akan ada yang menyebut judul tulisan di atas bagian dari ilmu otak atik gathuk. Alias cuma kebetulan belaka. Tapi tak masalah. Sebab, hanya waktu dan sejarah yang akan menguji; apakah gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk memutus transmisi dan rantai kemiskinan lewat pendidikan, beralasan apa tidak? Gagasan ini, sebagaimana diketahui, lahir akibat, setelah sekian dekade, pengentasan kemiskinan belum dapat dikatakan mencapai tujuannya.
Beginilah kira-kira alasan dan landasan teologis utama Sekolah Rakyat. Pada mulanya, agama datang sebagai ekspresi Tuhan tentang kehidupan yang tidak teratur. Lalu agama mengandung, dan lahirlah pendidikan sebagai produk yang paling tua. Ia ada, karena manusia memang membutuhkan pendidikan. Manusia menjadikan pendidikan sebagai cara mengatasi kenestapaan hidup. Sebagai anak sulung, pendidikan lahir dari rahim semua agama dunia.
Karenanya, agama tidak mungkin dapat dipisahkan dari pendidikan. Para Nabi dan Rasul pembawa risalah dan nubuwat, datang dari kalangan masyarakat kelas du’afa (lemah) dan mustad’afin (yang dilemahkah). Nubuwat pertama dan utama para Nabi adalah mendidik kaum tertindas, agar memiliki sikap berani menjalani hidup, sehingga dapat menegakkan keadilan. Tiada keadilan tanpa ikhtiar memenuhi hak-hak pendidikan bagi kalangan yang belum tersentuh keberuntungan hidup.