Berita Update Terbaru
Berita  

Menko Zulhas Terima Gelar Kehormatan Adat Dayak dari DAD Kalteng, Simbol Solidaritas Pangan dan Budaya

Menko Zulhas Terima Gelar Kehormatan Adat Dayak dari DAD Kalteng, Simbol Solidaritas Pangan dan Budaya
Menko Zulhas Terima Gelar Kehormatan Adat Dayak dari DAD Kalteng, Simbol Solidaritas Pangan dan Budaya

Menko Zulhas Dapat Gelar Kehormatan dari Damang Kepala Adat Se-Kalteng
Jakarta – menteri koordinator bidang pangan zulkifli hasan (Zulhas) menerima gelar kehormatan adat Dayak dari Pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah. Ini menjadi momentum penting yang menggambarkan solidaritas antara pemerintah pusat dengan masyarakat adat Dayak.
Latar Belakang
Gelar kehormatan ini diberikan sebagai pengakuan atas komitmen Zulhas dalam mendorong ketahanan pangan dan pengembangan budaya lokal. DAD Kalteng menilai upaya Zulhas dalam mereformasi sistem pangan nasional telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama di daerah pedalaman seperti Kalimantan Tengah.
Fakta Penting
Gelar kehormatan adat Dayak biasanya diberikan kepada tokoh yang memiliki kontribusi luar biasa dalam memajukan budaya dan masyarakat adat. Zulhas menjadi salah satu pejabat tinggi negara yang mendapatkan penghargaan ini, menandakan kerjasama yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat adat.
Selain itu, penghargaan ini juga menjadi simbol solidaritas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam upaya memastikan ketahanan pangan dan penghormatan terhadap budaya setempat.
Dampak
Penghargaan ini diharapkan mampu meningkatkan kerjasama antara Kementerian Koordinator Bidang Pangan dengan DAD Kalteng. Dengan demikian, program pangan dan budaya dapat lebih efektif dalam melayani kebutuhan masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
Penutup
Menerima gelar kehormatan dari DAD Kalteng menjadi penghargaan bersejarah bagi Menko Zulhas. Ini bukan hanya pengakuan atas komitmen pribadinya, tetapi juga simbol harapan untuk kerjasama yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat adat dalam mewujudkan ketahanan pangan dan budaya yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *