Latar Belakang
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengumumkan rencana pembuatan program ‘manggarai bershalawat’ sebagai solusi konkret untuk menangani konflik sosial yang meresahkan di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Program ini hadir sebagai jawaban atas maraknya aksi tawuran antarwarga yang telah lama menjadi perhatian publik.
Fakta Penting
Pramono mengidentifikasi sejumlah faktor yang mendasari konflik tersebut, termasuk ketidakberuntungan anak-anak muda di daerah tersebut, yang banyak belum memiliki pekerjaan tetap. Selain itu, minimnya akses ke sarana olahraga dan fasilitas sosial lainnya juga menjadi penyebab utama.
“Salah satu faktor pemicunya adalah ketidakberuntungan anak-anak muda di sana, banyak yang belum punya pekerjaan tetap. Lalu sarana olahraga dan fasilitas lainnya juga kurang termanfaatkan,” kata Pramono di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2025).
Langkah Strategis
Melalui program ‘Manggarai Bershalawat’, Pramono berencana menggandeng langsung kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik untuk membangun komunikasi dan solusi bersama. Ini menjadi langkah proaktif dalam upaya membangun rasa kebersamaan dan perdamaian di tengah masyarakat.
Dampak Sosial
Program ini tidak hanya bertujuan untuk menekan angka tawuran, tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Manggarai secara umum. Dengan demikian, ‘Manggarai Bershalawat’ tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kawasan tersebut.
Penutup
Dengan inisiatif ini, Pramono menunjukkan komitmen kuat untuk membangun Jakarta yang lebih aman dan harmonis. Namun, pertanyaan yang muncul adalah: apakah program ini akan mampu memberikan dampak yang signifikan di tengah tantangan sosial yang kompleks? Masyarakat Manggarai dan DKI Jakarta tentu berharap jawaban positif dari upaya ini.
