
Latar Belakang
Elon Musk, orang terkaya di dunia, baru-baru ini meluncurkan partai politik baru di Amerika Serikat (AS) setelah terjadi pertengkaran dengan Presiden Donald Trump. Langkah ini menarik perhatian publik, terutama karena Musk terkenal sebagai sosok influensial di berbagai bidang. Namun, pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana, menilai bahwa partai baru Musk tidak akan mampu menggoyahkan dominasi Partai Republik dan Partai Demokrat di AS.
Fakta Penting
Prof. Hikmahanto menjelaskan bahwa meskipun AS memiliki lebih dari dua partai, khususnya di tingkat negara bagian, dominasi Partai Republik dan Demokrat tetap kuat. “Banyak partai lain, bahkan partai komunis di AS, namun yang dominan hanya dua,” ujar Hikmahanto. Ia juga mengemukakan bahwa masyarakat AS mungkin tidak tertarik untuk memilih partai baru Musk, mengingattradisi dan sistem politik yang sudah mapan.
Dampak
Pendapat Hikmahanto menggambarkan bahwa sistem politik AS cenderung resisten terhadap perubahan signifikan, terutama dari partai baru. Meski Musk memiliki popularitas dan sumber daya, tantangan untuk merebut perhatian elektorat AS tetaplah besar. Ini menunjukkan bahwa, meski ada upaya untuk menciptakan partai baru, dominasi Republik dan Demokrat mungkin akan tetap berlangsung.
Penutup
Dengan meluncurkan partai politik barunya, Elon Musk telah menambahkan dinamika baru dalam政治 landscape AS. Namun, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Hikmahanto, tantangan untuk merebut dominasi Republik dan Demokrat tetaplah berat. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah partai Musk mampu menciptakan dampak jangka panjang atau hanya menjadi fenomena sementara dalam dunia politik AS.