Liverpool kembali merasakan kegagalan dalam eksekusi penalti saat menghadapi Crystal Palace di Wembley, Minggu (10/8/2025) malam WIB. Mohamed Salah, sebagai salah satu eksekutor penalti Liverpool, kembali gagal menuntaskan peluang emas dengan bola yang melambung tinggi. Pertandingan ini pun berlangsung dengan intensitas tinggi, di mana Liverpool unggul cepat di menit keempat melalui Hugo Ekitike, namun segera dibalas dengan penalti Jean-Philippe Mateta di menit ke-17. Jeremie Frimpong kembali memberikan Liverpool keunggulan di menit ke-20, namun Crystal Palace berhasil menyamakan skor melalui Ismaila Sarr di menit ke-77.
Jalannya Pertandingan
Pertandingan antara Liverpool dan Crystal Palace di Community Shield berlangsung dengan ritme yang cepat dan penuh ketegangan. Liverpool berhasil membuka keunggulan awal lewat Hugo Ekitike, namun Crystal Palace segera membalas dengan penalti yang diperankan dengan baik oleh Jean-Philippe Mateta. Kedudukan 2-2 tercipta setelah Frimpong dan Sarr masing-masing mencetak gol. Namun, kegagalan Salah dalam melaksanakan penalti menjadi sorotan utama pertandingan ini.
Statistik Kunci
Menurut data liga, Mohamed Salah sudah beberapa kali gagal dalam eksekusi penalti di musim terakhir, dengan persentase keberhasilan yang menurun signifikan. Dalam pertandingan ini, Liverpool memiliki 12 kali peluang tembakan, dengan 5 di antaranya mengarah ke gawang. Namun, ketidakakuratan dalam eksekusi akhir menjadi kendala utama bagi tim asuhan Jurgen Klopp.
Pandangan Pelatih
Menurut kabar dari koran olahraga terkemuka, Jurgen Klopp menanggapi kegagalan Salah dengan sikap yang objektif. “Kami harus belajar dari kegagalan ini. Penalti adalah bagian penting dalam pertandingan, dan setiap pemain harus siap memberikan yang terbaik,” ujar Klopp usai pertandingan.
Penutup
Prediksi untuk pertandingan Liverpool selanjutnya menunjukkan bahwa kepercayaan diri pemain dalam situasi kritis seperti penalti akan menjadi kunci untuk meraih kemenangan. Fans Liverpool dipersilakan untuk terus memberikan dukungan, sambil tetap mendorong pemain untuk meningkatkan kualitas eksekusi akhir. Ingat, bola yang melambung bukanlah akhir dari segalanya—namun, perbaikan terus-meneruslah yang akan membawa klub meraih kesuksesan.
