
Tragedi Mengerikan di KBRI Lima
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Peru, Carlos Malaver, mengungkapkan bahwa Zetro Leonardo Purba, staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, tewas ditembak di kepala oleh pembunuh bayaran. Kejadian ini terjadi pada Senin (1/9) malam saat Zetro dan istrinya pulang dari sepeda. Otoritas Peru juga menyebut bahwa tidak ada barang milik korban yang dicuri, menambah tanda tanya besar atas motif penyerangan ini.
Fakta Mengejutkan dari Kasus ini
Zetro, yang berusia 40 tahun dan bekerja sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, ditembak tiga kali saat tiba di gedung tempat tinggalnya. Informasi ini diungkapkan oleh Mendagri Peru kepada anggota parlemen pada Selasa (2/9). Menurut Associated Press, tidak ada indikasi pencurian, sehingga dugaan balas dendam atau motif politik semakin kuat.
Dampak dan Pertanyaan yang Muncul
Kematian Zetro menjadi perhatian internasional, terutama karena tidak adanya barang yang dicuri. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang motif pelaku. Otoritas Peru sedang menyelidiki kasus ini, sementara KBRI Lima mengutuk tindakan brutal ini dan meminta keadilan bagi korban. Tragedi ini juga menjadi pengingat akan risiko tinggi yang dihadapi staf diplomatik di luar negeri.
Penutup:
Kisah Zetro menggugah kita untuk memikirkan perlindungan staf diplomatik dan motif misterius di balik tragedi ini. Apakah ini akhir dari balas dendam atau awal dari misteri yang lebih dalam? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.