
Bagi Ramah, hidup sebagai orangtua tunggal bukan perkara mudah. Sejak tidak ada suami, ia memikul sendiri beban mengasuh dan membesarkan putranya, Ridwan. Penghasilannya tak menentu, bahkan kadang terasa sulit untuk sekadar memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Namun di tengah keterbatasan, Ramah menyimpan tekad besar untuk memastikan anaknya tetap bersekolah dan punya masa depan yang lebih baik. Harapan itu hadir ketika petugas Kementerian Sosial (Kemensos) datang memberi tawaran.
Ridwan sempat ragu meninggalkan rumah, tetapi dengan dukungan ibunya, ia akhirnya berani melangkah dan masuk Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Bogor. Di sekolah ini, anak-anak dari keluarga miskin dapat belajar sekaligus tinggal di asrama tanpa dipungut biaya.