
Latar Belakang
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto menegaskan bahwa Desa Panongan, Tangerang, menjadi contoh inspiratif dalam penerapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Proyek ini tidak hanya menunjukkan kemampuan BUMDes dalam mendukung program makan bergizi gratis (MBG), tetapi juga membuka peluang untuk mereplikasi model serupa di desa-desa lain di Indonesia.
Fakta Penting
Yandri Susanto mengatakan, “Desa Panongan ini akan menjadi desa percontohan bahwa SPPG bisa didirikan oleh Badan Usaha Milik Desa. Ini bisa kita replikasi di desa lain. Jadi Desa Panongan ini insyaallah akan menjadi contoh desa-desa yang lain di Indonesia,” ujar Yandri di Panongan, Tangerang, Rabu (14/5/2025).
Selain itu, Yandri menekankan bahwa kolaborasi BUMDes adalah komitmen kuat dalam mendukung program MBG. Pendirian SPPG di setiap desa diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan gizi yang berkualitas, sekaligus membantu mencapai target penerima manfaat MBG secara nasional.
Dampak
Penerapan model SPPG melalui BUMDes di Desa Panongan tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi strategi nasional dalam meningkatkan kualitas hidup di desa-desa tertinggal. Dengan mereplikasi konsep ini, Yandri berharap Indonesia dapat lebih cepat mencapai tujuan pemberantasan malnutrisi dan peningkatan kualitas gizi masyarakat.
Penutup
Mendes Harap SPPG di Tangerang yang Didirikan BUMDes Dicontoh Desa Lain menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama antara pemerintah dan masyarakat desa dapat menghasilkan dampak positif. Dengan dukungan BUMDes, program MBG memiliki potensi lebih besar untuk mencapai tujuan-tujuannya. Pertanyaan yang muncul adalah, seberapa cepat dan efektif desa-desa lain di Indonesia dapat mengadopsi model serupa?