
Produsen senjata belum pernah meraup keuntungan sebesar tahun 2024. Hal ini terungkap dalam laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengenai 100 produsen senjata terbesar di dunia. Pendapatan mereka dari penjualan senjata dan layanan militer mencapai 679 miliar dolar AS (sekitar Rp11.313 triliun) pada tahun lalu.
Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan 5,9% (disesuaikan inflasi) dibandingkan tahun 2023. Sebelumnya, tensi geopolitik yang meningkat, terutama perang di Ukraina, sudah mendorong lonjakan permintaan senjata. Pada 2024, tren tersebut kian menguat.
Lantas, apakah perang Rusia di Ukraina menguntungkan pihak lain?











