
Latar Belakang
Myanmar sedang mempersiapkan pemilu nasional pada Desember 2025, namun situasi yang tidak stabil membuat pelaksanaan pemilu ini menjadi pertanyaan besar. Negara ini saat ini dikuasai oleh junta militer, dan sebagian wilayahnya masih berada di tangan kelompok pemberontak setelah hampir lima tahun perang saudara. Pakar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai pemilu ini sebagai “sebuah kepalsuan” yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan para jenderal melalui partai-partai boneka.
Fakta Penting
Meskipun ada keraguan tentang legitimasi pemilu, junta militer tampaknya berusaha keras untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan pemungutan suara dilakukan di sebanyak mungkin wilayah. Sejak Juni 2025, militer Myanmar telah mencatat serangkaian kemenangan atas pemberontak, merebut kembali sejumlah kota dan jalur perdagangan di wilayah timur. Mereka juga berhasil menahan atau memukul mundur pasukan perlawanan di beberapa titik.
Dampak
Kemenangan militer ini tidak hanya memperkuat posisi junta di dalam negeri, tetapi juga mempengaruhi dinamika Internasional. Meski demikian, pertanyaan tetap mengemuka: apakah pemilu ini benar-benar akan terlaksana secara adil dan transparan, atau hanya menjadi sarana untuk mempertahankan kekuasaan militer yang kontroversial?











