
Momen Historis DMDI Ke-23 di Jakarta
Konvensi dunia melayu Dunia Islam (DMDI) Ke-23 digelar di Jakarta, dengan Ketua DPD RI Sultan B Najamudin sebagai tokoh sentral. Dalam konferensi pers welcome dinner di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sultan menyebut DMDI sebagai ajang penting untuk mempererat hubungan budaya dan keislaman antarnegara. Acara ini juga dihadiri oleh Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Permasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, mantan Menko Polhukam Mahfud Md, serta perwakilan dari 18 negara.
Fakta Penting Dari Konvensi DMDI Ke-23
Sultan B Najamudin menilai DMDI Ke-23 bukan hanya sebagai ajang pertemuan biasa, tetapi momentum untuk memperkuat kejayaan Melayu. Dengan menggandeng 18 negara, konvensi ini menjadi platform strategis untuk memperkuat identitas Melayu dan Islam di kancah internasional.
Dampak Sosial dan Politik
Konvensi ini tidak hanya memperkuat hubungan antarnegara, tetapi juga menjadi simbol solidaritas Melayu dan Islam. Melalui DMDI Ke-23, dunia melihat komitmen Indonesia dalam memajukan nilai-nilai budaya dan keislaman secara global.
Penutup: Masa Depan yang Bersinar
Dengan digelarnya DMDI Ke-23 di Jakarta, dunia kembali menengok sejarah luar biasa Melayu. Di bawah kepemimpinan Sultan B Najamudin, momentum ini menjadi landasan untuk membangun masa depan yang lebih kuat dan terhubung. Apakah DMDI Ke-23 menjadi langkah awal untuk solidaritas internasional yang lebih besar? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.