Latar Belakang
Kematian terapis inisial RTA (14), yang ditemukan tewas di Pejaten, Jakarta Selatan, menjadi sorotan publik. Meski pihak keluarga dan spa telah mencapai perdamaian dan mencabut laporan polisi, kepolisian menetapkan untuk terus mengusut kasus ini dengan serius.
Fakta Penting
Pada 13 Oktober lalu, keluarga RTA dan pihak spa mencapai kesepakatan damai. Sebagai bukti, kakak korban mengirimkan surat pencabutan laporan ke penyidik. Namun, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Lilipaly, menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan menghentikan penyelidikan kasus ini.
“Pencabutan laporan tidak menghalangi kita untuk terus menyelidiki kasus ini,” ujar Nicolas di Polres Jakarta Selatan, Selasa (21/10). “Kami tetap bertanggung jawab untuk mengungkap kebenaran.”
Dampak
Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang batasan kewenangan polisi dalam penyelidikan, bahkan setelah pihak korban dan pelaku mencapai perdamaian. Masyarakat juga semakin tertarik untuk mengetahui hasil penyelidikan akhir dan apakah ada tindakan hukum tambahan yang akan dijatuhkan.
Penutup
Dengan terusnya penyelidikan, kasus kematian RTA menjadi contoh bahwa keadilan hukum tidak bisa ditawar-tawar, meskipun ada usaha damai dari kedua belah pihak. Apakah hasil penyelidikan akan memberikan jawaban yang memuaskan bagi publik? Hanya waktu yang akan memberitahu.
