
Bagai air di daun talas. Begitulah pengelolaan media sosial di beberapa lembaga pemerintah. Ada dan aktif, tapi kurang berdampak. Jika kita mau jujur, tak sedikit lembaga pemerintah yang belum benar-benar memahami bagaimana platform media sosial ini seharusnya bekerja.
Beberapa waktu lalu, saya diminta mengevaluasi akun media sosial milik sebuah instansi. Postingan mereka rapi, update setiap hari, tapi engagement-nya sangat rendah. Saya buka satu per satu postingannya, dan banyak sekali konten dimulai dengan kalimat “Sehubungan dengan…” atau “Dalam rangka pelaksanaan…”.
Saya hanya bisa bertanya pelan, “Ini medsos atau surat edaran?”