
Latar Belakang
Sandal terbuka bermerek Prada yang diperagakan dalam ajang Milan Men’s Fashion Week pekan lalu hanya disebut sebagai “sandal kulit.” Namun, aksesoris yang sifatnya cuma pelengkap ala rumah mode Italia itu justru memicu polemik besar di India. Kritikus mode, pengrajin, dan politisi India ramai-ramai menuding desainer Prada menjiplak Kolhapuri Chappals, sandal tradisional dari Kolhapur, Maharashtra, India barat. Sandal buatan tangan ini, dengan pola anyaman khas, memiliki sejarah panjang yang diyakini bermula sejak abad ke12.
Fakta Penting
Meski belum dijual di pasaran, sandal mewah tersebut diperkirakan akan dibanderol lebih dari $1.200 atau sekitar Rp19,5 juta. Sebagai perbandingan, sandal Kolhapuri asli dijual tak lebih dari Rp200 ribu di pasar lokal India. Perbedaan harga yang signifikan ini menjadi sorotan, terutama karena desain yang diklaim terinspirasi dari warisan budaya India.
Dampak
Polemik ini tidak hanya menjadi perhatian di industri mode, tetapi juga menarik perhatian publik di India. Banyak yang menilai bahwa ini adalah kasus plagiarisme terhadap warisan budaya yang berharga. Seorang pengrajin Kolhapuri Chappals, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa “ini adalah penghinaan terhadap budaya kita yang sudah ada sejak lama.” Pemerintah India juga ikut memberikan perhatian khusus pada kasus ini, dengan beberapa pejabat mengecam Prada atas dugaan pencurian desain.
Penutup
Polemik ini menunjukkan betapa pentingnya penghargaan terhadap warisan budaya dalam industri mode global. Apakah Prada akan memberikan penjelasan atau tindakan atas dugaan pencurian desain ini? Kita tunggu langkah selanjutnya dari pihak Prada dan respons dari masyarakat internasional terhadap kontroversi ini.