Tri “Madam Puri” Purwanti punya sebuah misi. Ia tak ingin melihat remaja di wilayah kediamannya terus berada dalam pusaran kenakalan remaja. Alih-alih menghakimi atau menjauhi, Puri justru merangkul dan mendorong mereka untuk hidup dengan lebih baik.
Sebagai penduduk kawasan bambu apus, Jakarta Timur, Puri sadar akan langgengnya berbagai praktik kenakalan remaja dan kriminalitas yang mengakar di sana. Prostitusi, tawuran, begal, seks bebas, hingga narkoba kerap ‘menghiasi’ Bambu Apus pada masa-masa kelamnya.
Kekhawatiran utama Puri adalah perkembangan anak-anak dan remaja Bambu Apus. Kerap berinteraksi dengan mereka, Puri memperhatikan anak-anak di lingkungan tersebut kerap luput dari perhatian orang tua. Lantaran tumbuh tanpa mendapat hak-hak seperti perhatian dan kasih sayang orang tua, hingga pendidikan yang memadai, anak-anak ini rentan menjadi pelaku kenakalan remaja.